"sudaaaah...sudah kukatakan...dari dahulu aku memang suka jalan ini..."
itu lah sepenggal irik lagu berjudul this is my way yang dinyanyikan oleh Tony Q Rastafara. entah kenapa jari saya mengetikan Tony Q Rastafara dan jentik jari mengklik judul itu. Makassar yang hujan mungkin yang menjadi faktor pendorong. kalo saya ingat perjalanan hidup saya sebagai manusia sampai sekarang, menjalani umur 26 tahun terkadang saya bisa tersenyum sendiri dan akhirnya berujung pada judul lagu ini...this is my way. Perjalanan hidup memang tidak selalu mudah, namun benar kata orang, bersyukur adalah obat hidup.
tapi tulisan ini tidak mengarah kepada curhatan hidup saya, memang nya saya ini Esbiwai???yang sukanya curhat???hehehehe....saya ingin curhat namun dalam konteks yang berbeda...lebih tepatnya, semacam pernyataan politik gak penting dari seorang pegawai Bank..hehehe...dan tulisannya saya buat sesuka saya dengan pertimbangan..toh tidak ada yang baca juga..hehehehe...gak jelasss...
Curhatan satu:
so, untuk tidak berbelit, kita akan mulai dari cerita tentang fenomena caleg pasang sepanduk, dari sekian ratus sepanduk, baik di Jakarta dan sekitarnya, kemudian sampai ke Makassar dan sekitarnya ini, tempat dimana sekarang saya ditempatkan oleh Tuhan, tidak ada satu pun yang masuk akal...besar spanduknya namun miskin "produk" yang ditawarkan. Apa sih produk dari seorang Calon Anggota Legislatif? Kebijakan yang nanti dia mau usung selama menjabat. Itu yang menjadi garis pertama dari curhatan politik saya sebagai warga negara gak penting. Apa yang terjadi ketika anda membeli barang yang bungkusnya besar isinya gambar dari produk tersebut tapi anda tidak mengerti apa guna dari produk tersebut?? jawabannya adalah anda akan membuangnya, atau dengan kata lain produk yang anda beli tidak berfungsi atau tidak anda fungsikan. Konsep yang menurut saya keliru ini lah yang perlu kita ubah. Bentuk Komunikasi Massa yang entah dari mana ini, menjadi kan Demokrasi kita kacau balau, karena inilah yang menjadi pijakan awal bagi kelangsungan keadaan Demokrasi dan Politik kita di masa mendatang, minimal dimulai dari Pemilihan Umum Anggota Legislatif tahun 2014. Bayangkan jika kita akan mengadakan acara memasak bersama dengan anggota sebagian besar adalah orang yang tidak punya kompetensi memasak, atau minimal pernah memasak lah atau bahkan dia bahkan tidak ingin memasak, hasilnya ? yang ada yang gosong, ada yang keasinan, ada yang bahkan tidak melakukan apa-apa. Logika ini lah yang jika kita bisa tarik terhadap hasil dari Pemilihan Anggota Legislatif dengan konsep serampangan tidak jelas. Kita harus lagi melihat banyak orang yang tidak kompeten, bahkan berniat jahat mungkin, yang akan duduk dalam suatu posisi strategis dimana banyak kebijakan publik lahir. Bagi saya, para pemangku kepentingan harus bisa merumuskan suatu konsep kampanye yang dapat menjamin bahwa pesan dari produk yang nantinya akan dibeli masyarakat ini sampai. Para Caleg pun semestinya dapat mengkomunikasikan apa yang mereka tawarkan kepada masyarakat, jadi masyarakat nantinya dapat melihat produk apa sih yang pas untuk mereka beli. Apa imbasnya?setidaknya mereka tidak membeli kucing dalam karung. Dan masyarakat nantinya tidak jual putus dalam berdemokrasi, mereka akan lihat dan evaluasi, owh ternyata produk yang mereka beli berguna, owh ini loh hasilnya..owh ini loh yang perlu dibuang, ini loh yang perlu dievaluasi.
Curhatan Dua:
Apa? Politik Uang..jangan kira apa yang anda terima sekarang tidak berimbas pada kecelakaan di masa mendatang, yang terjadi di jalanan kota anda karena jalanan berlubang akibat anda memilih wakil rakyat yang salah, dimana kebijakan yang dia ambil adalah pengurangan anggaran perbaikan jalan, karena anda memilih dia dengan imbalan uang yang tidak begitu besar. Mungkin yang kecelakaan adalah orang lain, tapi mungkin juga anak anda, saudara anda dan sebagainya. Contoh ini adalah gurat kecil akibat yang ditimbulkan oleh politik uang. Apa yang terjadi jika kita tarik terhapdap sesuatu yang lebih besar??kehancuran. Korupsi pribadi adalah bentuk paling logis.
diterusin besok..hehehe..pulangg...lampu kantor sudah harus dimatikan